Namanya dan nama orang tuanya tertulis besar dilembaran kertas berwarna biru didepanku.
Dia. Yang aku abaikan,yang ilustrasinya tak aku anggap. Tiga tahun. Sampai undangan ini ada di depanku…
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Tahun pertama….
Aku mendekatinya. sengaja makan berhadapan dengannya. aku ingin lihat respon nya. memastikan apa kah cinta ku bertepuk sebelah tangan atau tidak
“kau tau makanan apa yang Diana senangi?” aku bertanya pada Lusi saat kami makan siang di kantin. mataku masih menatap Diana yang berada di meja seberang kami.
“ehm, rendang?” jawab Lusi sambil berpikir
“oh ya? tau dari mana Lus?”
“tuh,dia makan rendang”
“klo itu mah,karena kantin kita menyediakan rendang, ah. orang serius ini”
“langsung tanya aja si Zi”
“ya,maunya. tapi malu. aku apa sih”
“yaudah,simpen aja penasarannya,sampai ada keberanian untuk nanya”
“Gak ah, aku nya jadi ndak sensitif nanti sama dia. dia suka apa,ndak suka nya apa. makanan fav nya,suka sunset or sunrise. dan yang paling penting,suka cowok yang gimana”
“Tau itu semua untuk apa zi? mau buat autobiografi nya Diana?”
“Kamu tuh ya,nggak pernah suka sama cowok Lus. klo suka pasti gitu respon alaminya. selalu cari tau semua tentang dia. apapun. semuanya”
“Oh ya? kok aku gak gitu ya? aku tau minuman fav bang Heri tukang parkir kita. istrinya namanya Lastri,anaknya tiga, rumahnya di belakang kantor,tiap hari dateng jam 6,selalu pake topi orange item, oh ya,seneng banget pete,jengkol, kabau juga. ehm, tapi aku ndak suka sama beliau lo Zi..”
“Beda Lusi. beda! itu mah kurang spesifik. liat ya,klo kita suka seseorang itu,semua gerakan nya sepersekian detik,otak kita bakal bisa scanning semua tentang dia,mulai dari gerakannya sampai apa yang dia katakan. semuanya!”
“Ehm… ”
“Eh,besok jadi ke Jogja kan? persiapan udah oke semua ni?”
“Udah bos..”
“Nelp orang sana udah?”
“Udah”
“Persiapan berkas udah?”
“Udah”
“Kok bisa? padahal aku kemarin belum jelas ngomong sama kamu”
“Aku scanning semua omongan kamu. tenang.”
“Oke sip”
“””””””””””””””””””””””””
Tahun kedua…
Aku harus lebih gesit. Arman. rekan kerjaku. menyukai Lusi… arman, sosok laki2 yang sulit ditolak oleh kaum hawa, jabatan sebagai manajer,ditambah dengan tampang ala so ji sub, aktor korea, berhasil memikat siapapun wanita didekatnya. aku harus memastikan posisiku di mata Lusi!
“Lus,tuh ada kiriman kopi dari Arman,katanya untuk kamu. kalian udah jadian?”
“Gak. itu kopi yang dia beli di perempatan. ada campuran ramuan untuk yang sering insom katanya. jd dia kasih ke aku”
“Oh.. kok segitunya sama kamu.. cie”
“Ya,karena kmrin aku jengukin ibunya yang sakit. bantuin adiknya yang mau ujian,sama nemenin dia untuk survey lapangan di Ciamis.. oh ya,besok kita diundang makan siang bareng,Arman besok ultah”
“Waw,kamu sudah sedekat itu sama Arman. progress ni. perlu dirayakan”
“Apanya yang dirayakan? wajar lah kan rekan kerja.”
“Ehm,suka dengan Arman? kok sampai tau detail sampe ke keluarga2nya?”
“Nggak. klo Arman sih katanya suka sama aku,tapi akunya biasa aja. ”
“Ah masa? kok kamu sampe tau semua tentang Arman? sampe hari ulang tahunnya?”
“Nih!” katanya sambil menunjukkan kalender mejanya,disana lengkap tanggal lahir semua karyawan kantor. duh!
“Wah,semua ada, ini tanggal lahir aku kok ndak ada si Lus? tega bener” kataku sambil menuliskan sendiri tanggal lahirku. “tenyata teoriku salah ya, aku kira semua orang akan benar2 hanya perhatian pada orang yang disukainya,kamu mematahkan teoriku Lus. selamat! ” kataku sembari tersenyum
Lusi menatapku sebentar seraya berkata, “ya, bagusnya aku beda sama kamu. klo suka sama orang,aku akan menutup sebanyak mungkin akses informasi tentang tuh orang. biar surprise aja”
“Kok bisa? ndak seru dong kalo kita nggak banyak tau tentang orang yang kita suka”
“Itulah serunya. biar nanti dia sendiri yang mengungkapkan ke kita. ”
“Ehm ya ya ya”
Piiip.. piip.. sms,dari Diana 😍
“Seperti kamu,aku ndak pernah tau semua detil tentang kamu,”
Makan siang dengan siapa? mau bahas progress Lusi – Arman gak?
Bareng Lusi ni. Boleh dimana?. send!
“tepatnya aku menutup akses untuk itu”
Ditempat biasa,aku tunggu!
Oke,aku ke ruang kamu sekarang. send!
“Eh,tadi kamu bilang apa Lus? ”
“Nggak,gak ada.”
“Oh ya udah,aku pergi dulu ya… diana ngajak makaannnnnn.. yuhuuuuu”
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Tahun ketiga…
Kalo sekali ini aku gagal,kemungkinan Lusi akan menikah dengan Arman…
“Hari ini aku pulang duluan ya,annive sama Diana. dia minta makan di resto mahal pulaa. ah,padahal lagi mau nabung untuk niat nikah tahun depan ”
“Dibilang aja zi,jujur. bilang lagi penghematan”
“Ndak bisa,dia bisa ngambek,terus ndak mau ketemu aku lagi”
“Terus? kamu serius sama dia kan? klo iya harusnya udah komit dong mau gimana kedepannya,cowok kok lembek gitu”
“Kok kamu nya marah si Lus? lagi ada masalah? mau cerita?”
“Nggak usah. urus cewek kamu aja sana”
“Hm, ntah lah. aku jd males lanjut sama dia. temenin aku yok,jalan bentar. bete nih”
“Ogah. nanti disangka ngerebutin cowok orang”
“Ampuunnn Lusi!! gak gitu jg Lus. kamu kenapa sih,akhir2 ini kok senewen gini? cerita hayok.”
Lusi menatap tepat di dalam mataku
“Aku dilamar Arman, Zi”
Aku berdetak
“Bagus dong. jd gimana? kapan?”
Belum aku jawab. aku harus jawab apa?
“Ya jawab menurut kamu baik. pokoknya klo untuk teman hidup kamu harus benar2 pikirkan semua hal termasuk hal2 kecil. ohya,faktor nyaman tidak nya, visi misi keluarga…”
“Tapi aku ndak begitu suka sama dia”
“Ndak papa Lus,cinta bisa dipupuk. yang penting kamunya nyaman dulu”
“Hm,andai aku bisa nyaman dengan Arman senyaman dengan kamu ya”
“Maksudnya?kamu maunya nikah sama aku?”
“Iya…”
Iya?
“Hahaahaa… kamu suka gitu”
“Hhm,kamu yang suka gitu”
“Kamu serius Lus?”
“Iya. sangat serius. tapi ndak mungkin ya? kamu kan sukanya sama Diana,dari 3 tahun lalu.”
Bisa… aku tuh suka sama kamu dari dulu. jauh sebelum kamu suka aku Lus.
“Aih,andai kamu menangkap semua respon ku dari duuluuu sekali…”
Salah Lus, andai kamu menangkap semua respon ku dari duuluuu sekali… jauh sebelum kamu suka aku…
“Tapi ya namanya jodoh ya.. “
Kali ini,aku harus berhasil!
“Lusi..
Ehm, besok ada acara? kita ke pantai mau? berburu sunset?”
“Besok? hm, boleh.”
“Ok,aku tunggu jam 5 di perempatan.”
“Oke👌”
********************
Tiga bulan kemudian
Gaun putih panjang pas sekali dengan ayu nya Lusi. Wajahnya menunjukkan kelegaan pasca mendengar Arman lancar membacakan ijab qabul barusan.
“selamat ya Lus,kamu pantas untuk Arman”
“terimakasih Zi,kamu jg harus segera nyusul” jawab Lusi tersenyum. “ohya,kamu jg harus lebih serius dengan Diana,jangan terlalu lama. Cowok harus berani ambil resiko. Kalo suka samperin walinya” pesan nya bijak sambil mengedipkan mata…
&&&&&&&&&&&&&&&
Flashback…
3 months ago
Pertemuan besoknya kami bertemu di pantai. menikmati sunset. kali ini hanya berdua.
“hmm,zi. kamu tau,baru sekali ini kamu ngajak aku keluar. selama tiga tahun kita kerja bareng!”
“ohya?”
“iya..”
“…..”
“maaf Lus,dan terimakasih”
“waw!! dan baru sekali ini kamu ngucapin maaf dan terimakasih,selama tiga tahun ini! amazing! cuma sunset yang bisa buat kamu berubah.a hhahhahahh”
“ya,artinya kita harus sering liat sunset bareng. berdua saja. sampai kamu nya males dengerin aku minta maaf dan terimakasih”
“hehehe… bisa. nanti kita bakal bareng disini,dengan pasangan kita masing2.. jadi ndak sabar” Lusi berceloteh sambil menatap matahari yang hampir tertelan laut.
“zi,aku terima lamaran Arman. kemarin malam dia dan orangtua nya kerumah. kami sepakat menikah awal tahun ini”
“oh yaa?
Selamat kalo begitu. kalian memang serasi”
“karena kamu bilang cinta bisa tumbuh, maka aku terima dia. aku jg capek suka bertahun2 sama kamu,tapi ndak di respon. jd skrg aku maunya dicintai dulu.” katanya sembari tersenyum.
“Kita janji,nanti anak2 kita harus kita jodohkan! biar makin erat hubungan kita! oke? janji ya?”
Sunset, Lusi, dan Janji
“Ya, janji. untuk anak kita”
Cowok harus berani ambil resiko. Kalo suka samperin walinya
-Lusi-
ILUSTrasi
091216
00.03